No products in the cart.
Deadpool & Wolverine barangkali memang layak disebut sebagai penyelamat Marvel, secara fiksi sekaligus harfiah. Film ini mampu meracik humor, aksi gore yang atraktif, playlist ciamik dan heartwarming story dengan kadar yang pas.
Deadpool (Ryan Reynolds) dengan bacotnya yang blong dan Logan/Wolverine (Hugh Jackman) yang keras kepala, mampu membuat keseruan film ini hidup.
Film ini mengambil template dari series Loki yang berkutat pada cerita penjaga varian garis waktu (TVA). Deadpool dibawa oleh otoritas TVA karena garis waktu masa depannya diperkirakan hancur karena kematian sang anchor being. Deadpool diberi pilihan, mencari anchor being itu atau menjadi penjaga TVA.
Tentu saja Deadpool memilih mencari anchor being, yang ternyata adalah Logan. Karena Deadpool ingin menjadi sosok yang berarti bagi dunia, ia tak ingin garis waktunya runtuh. Sedangkan Logan telah lebih dulu dikenang sebagai pahlawan.
Di sinilah, Deadpool pun bisa menemukan varian Logan yang belum mati. Tapi bagaimana jika itu adalah Logan/Wolverine versi terburuk? Mungkinkah semesta waktu yang ditinggali Deadpool bisa terselamatkan? Lantas, apa artinya menjadi pahlawan?
*
Cerita film ini tak terlalu buruk. Meskipun pada awalnya agak terbata-bata. Salah satu penyebabnya tentu saja karena bacot Deadpool yang melebar kemana-mana.
Kecerewetan Deadpool dalam melempar jokes memang asyik. Sayangnya ada beberapa yang too much. Atau maksa. Misalnya saat ia mengolok-olok soal feminis dan gen Z.
Sedangkan Wolverine di sini berperan dengan persona karakter yang matang. Keras kepala dan kasar. Namun chemistry kedua tokoh ternyata bisa cukup cair. Keduanya seolah mengisi ceruk karakter masing-masing. Walaupun tentu saja dua makhluk dengan kemampuan regenerasi ini bisa saling tusuk-tusukan dengan cara paling buas.
Di sela-sela adegan kekerasan itu, penonton diajak untuk (sedikit) terkejut dengan deretan cameo di film ini. Semacam resep nostalgia yang coba dijajal Marvel.
Ditambah lagi, playlist yang memeriahkan film ini benar-benar asyik untuk dinikmati. Misalnya, lagu Iris dari Go Go Dolls bisa sangat klop dengan adegan pamungkas film ini.
Praktis, film ini mampu menggendong Marvel yang agak terseok-seok pasca End Game. Jadi, benarkah klaim Deadpool soal dirinya sebagai mesias? Temukan jawabannya saat menontonnya.