Review Dracula A Love Tale (2025)

Cart Items 0

No products in the cart.

“OBSESI CINTA YANG TRAGIS DALAM BALUTAN HORROR GOTHIC YANG ELEGAN”

Dracula: A Love Tale mengisahkan tentang Pangeran Vladimir dari abad ke-15 yang berubah menjadi vampir setelah istrinya, Elisabeta, meninggal. Dia tidak lagi beriman kepada Tuhan karena kehilangan istrinya dan memilih menjadi vampir selamanyaa. 400 tahun kemudian, di London abad ke-19, Pangeran Vladimir atau dikenal dengan Count Dracula melihat seorang wanita yang mirip dengan mendiang istrinya dan mengejarnya, yang pada akhirnya menentukan nasibnya sendiri.

Dracula :A Love Story menunjukkan bahwa film ini adalah reinterpretasi dari mitos vampir sebagai sebuah romansa tragis. Film ini disutradarai oleh Luc Besson dan dibintangi oleh Caleb Landry Jones sebagai Dracula dan Zoe Bleu Sidel sebagai Kekasihnya yang bernama Elisabetha sekaligus sosok reinkarnasi darinya bernama Mina Murrey.

Penampilan Caleb Landry Jones sangat haunting dan mengangkat cerita.
Musiknya yang didesain oleh Danny Elfman Menambah kesan tragis dan romantis.
Produksi yang Impeccable dengan detail yang diperhatikan pada setiap shot. Serta Mengeksplorasi cinta tragis dan obsesi dalam setting horor gotik.

Pacing atau kecepatan alur cerita dari film ini tampaknya memiliki campuran antara momen-momen yang membangun atmosfer dan plot yang bergerak maju. Dengan genre fantasi, horor, dan romansa, film ini memiliki pacing yang agak lambat pada beberapa bagian—untuk membangun kesan gotik dan tragis, terutama karena tema cinta tragis dan obsesi yang menjadi fokus utama.

Perburuan Dracula terhadap wanita yang mirip Elisabeta memicu konflik dan menentukan nasibnya, yang membuat alur filmnya lebih dinamis di bagian-bagian tertentu.
Upaya dan usaha Count Dracula sangat kuat dan effortable. Dalam menemukan istrinya kembali. Hingga harapannya itu sendiri yang pelan-pelan memburunya hingga ajal.

Karena film ini disutradarai oleh Luc Besson dan memiliki skor musik oleh Danny Elfman, pacingnya mungkin diarahkan untuk menekankan tema cinta tragis dan obsesi dalam setting horor gotik.

Secara personal sangat suka Produksi desain film Dracula: A Love Tale ini sebagian besar berfokus pada menciptakan atmosfer horor gotik yang gelap, misterius, dan tragis. Dengan setting di London abad ke-19 dan latar belakang sejarah Pangeran Vladimir, desain produksi mungkin mencakup elemen-elemen seperti Arsitektur Gotik. Melalui Bangunan dan dekorasi dengan elemen gotik yang menambah kesan misterius dan tragis.
Penggunaan pencahayaan yang dramatis dan gelap untuk menciptakan atmosfer horornya.
Selain itu Kostum dan setnya terlihat sangat proper sesuai dengan era pada masanya.
Desain produksi ini mendukung tema cinta sejati sekaligus tragis.

Namun, beberapa aspek yang terasa masih kurang memadai dan lebih dilanjuti, itu perihal jalan atau cara si Vlad ini dalam merubah wujudnya sebagai manusia vampire. Tetapi, ia bisa lenyap hanya dengan metode eksorsisme yang terasa dragging pada adegan tersebut. Tapi itu kembali lagi kepada bagaimana si Count Dracula pada awalnya yang sama seperti manusia lemah pada umumnya. Tapi representasi nya terlalu kurang penjelasannya.
Akhirnya, filmnya hanya sebatas jadi bahan hiburan bakal nostalgiaan semata. Terutama penggemar horror gothic era vampire merajai film mancanegara.

Score : 3.5/5

Leave a Reply

cropped-cropped-GAC-MEDIA-LOGO.png

Gac-Media.com Media komunitas adalah platform media yang dimiliki, dikelola, dan diproduksi oleh anggota komunitas lokal untuk memenuhi kebutuhan informasi, ekspresi, dan partisipasi mereka.

Cinere Resort Apartemen, Depok Jawa Barat, 16512

© 2025 Gac-Media.com - Platform Media Komunitas.