Hounds of War: Ketika Misi Digagalkan, Balas Dendam Tersulutkan

Kesalahpahaman dan tuduhan adalah konflik utama di film ini yang secara eksekusi di awal pelan namun ngebut ketika mencapai babak keduanya. Beberapa suguhan visual gambar terlihat lumayan grande dan transisinya lumayan apik, namun ada beberap aspek kamera movement yang agak kabur dan shaky.

Ryder Ward seorang agen polisi yang senantiasa disebut sebagai teroris tengah mengincar Presiden Amerika bernama Lane. Secara singkat Ryder berhasil meruntuhkannya dengan cara menembaknya lalu menyekapnya dalam sebuah sel bawah tanah.

Screetime film yang lompat-lompat bergulir ke flashback 6 bulan sebelumnya, lalu masuk ke babak kedua dan hanya berisi perkenalan karakter yang singkat padat, lalu loncat indah kembali directly to 6 bulan setelahnya. Di sinilah yang merupakan babak paling seru, berlanjut dengan adegan fight dan tembak-tembakan.

Kita juga akan diperlihatkan begitu anarkisnya Sang Presiden yang angkuh dengan segala perintahnya yang rentan akan penolakan anak buahnya yang tidak terlalu jelas development karakternya. Ryder seringkali dituduh sebagai Musuh yang menyerang ‘Sistem’ yang menjaga gaya hidupnya Presiden Lane. Alhasil Ryder mengikat dan menyekap Presiden Lane karena menginginkan dia melakukan pengakuan bahwa semua tuduhan terhadap dirinya yang sudah menggugurkan beberapa kawanannya yang mati tak tersisa, sehingga terciptalah sebuah balas dendam yang sempurna.

Kesimpulan
Film yang lumayan intens dari segi action-nya, namun kalau dari segi drama-nya masih kurang kuat. Tapi terbantu juga oleh konfliknya cukup kompleks dan akting pemainnya yang lumayan bagus. Walau beberapa pemain masih lemah dalam membangun karakternya, karena eksekusi terlalu sat-set jadi pengenalan karakter terlihat kurang solid.

Terlihat masih banyak kelemahan di sana-sini, termasuk plot cerita yang cukup membingungkan dan naskah dari film ini terasa masih mentah. Selain itu, eksekusi yang terlihat kurang maksimal dan beberapa aspek pergerakan kamera terlihat buruk.